Rabu, Februari 06, 2013

Cinta Tak Harus Memiliki


Cinta itu tak harus memiliki. Kalimat itu sering kita dengar di berbagai obrolan, cerita film, penggalan lirik lagu, puisi, bahkan nasihat orang tua. Tapi, saya tidak pernah setuju dengan konsep kalimat itu. Karena, bagaimana bisa mencintai kalau kita tidak memiliki sesuatu yang kita cintai itu.

Setelah ditelaah lagi, kalimat itu memiliki arti yang cukup luas. Makna dari kata "memiliki" dalam kalimat tersebut bisa saja bukan arti yang sebenarnya. Mungkin selama ini, saya masih sempit memaknai maksud dari kalimat tersebut. Bisa jadi, kata "memiliki" dalam kalimat itu tidak mengacu kepada sesuatu yang menjadi milik atau kepunyaan satu orang saja.

Sebagai contoh, cinta kepada Ibu. Kita cinta kepada seorang perempuan yang melahirkan kita, kakak dan adik kita. Perjuangan seorang ibu dalam menjaga kita di dalam kandungannya selama sembilan bulan. Merawat, mendidik, membesarkan kita dari kecil hingga dewasa dengan penuh pengorbanan, cucuran keringat dan air mata, membuahkan sebuah perasaan cinta yang sangat besar, yang keluar dari hati dan perasaan kita sebagai anaknya. Sehingga rasa memiliki itu pun tumbuh bersamaan dengan cinta, seiring dengan berjalannya waktu. Namun, bukan hanya kita saja yang boleh memilikinya. Kakak dan adik kita juga memiliki hak yang sama.

Begitu pun dengan kekasih, pacar, atau orang yang kita cintai. Berawal dari pertemuan, perkenalan, dan interaksi melalui bentuk komunikasi yang beraneka ragam. Akhirnya perasaan itu mulai berkembang menjadi cinta. Dan ini lah yang saya rasakan sekarang. Cinta, kepada orang yang sampai sekarang masih belum saya miliki.

Berawal dari pertemuan saya dengan perempuan ini beberapa tahun yang lalu. Sampai akhirnya kami pun dekat dan mulai sering berkomunikasi. Saya sering menjadi pendengar yang baik dari setiap cerita hidupnya, begitu pun sebaliknya. Kemudian, profesi sebagai pendengar yang baik itu berubah dengan sendirinya menjadi pencari solusi dari setiap masalahnya. Kenapa bisa begitu? Entah lah, mungkin ini yang orang bilang, cinta.

Jujur, saya mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda. Perasaan ingin selalu berada di dekatnya, ingin selalu melindungi nya dari setiap masalah yang dia hadapi, ingin selalu mendampingi nya melewati setiap cobaan, dan perasaan ingin selalu membuatnya bahagia semakin besar. Tapi, sepertinya kalimat "Cinta tak harus memiliki" hinggap dalam kisah kami. Tuhan mungkin sedang menguji saya dengan tidak menyediakan space kosong untuk saya dalam hatinya. Namun, saya tidak boleh bersedih dan berhenti untuk mencitai nya. Walaupun sekarang dia sudah memiliki seseorang yang dipilihnya, Saya ingin tetap bisa mencintainya.

Mungkin, untuk sekarang saya belum dijodohkan kepadanya, mungkin nanti Tuhan menurunkan jawaban yang sebenarnya. Karena saya yakin, dia adalah orang yang cukup baik yang akan menjadi Ibu yang melahirkan anak-anak saya yang hebat nanti. Amin.

Semoga teka-teki ini, bisa segara saya pecahkan jawabannya. Amin lagi.

Tidak ada komentar: